Madika, Palu – Rencana eksploitasi sumber daya alam (SDA) dengan metode oleh Citra Palu Mineral () dan Macmahon di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, menuai kritik tajam.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI), Wahyu Perdana Putra, menilai aktivitas ini berisiko tinggi bagi warga Kota Palu, terutama terkait pencemaran air dan potensi .

“Metode yang dilakukan berpotensi mencemari saluran air bawah tanah yang dikonsumsi warga. Jika air tercemar, tentu dampaknya akan sangat berbahaya bagi masyarakat Kota Palu,” ujar Putra, melalui keterangan tertulisnya Kamis (6/2/).

Tak hanya soal air, ia juga menyoroti risiko pergerakan sesar yang ada di wilayah Poboya akibat aktivitas tambang ini. , eksploitasi dengan metode tersebut bisa meningkatkan ancaman gempa bumi dan tanah longsor.

BACA JUGA  JATAM Menduga PT. CPM Lakukan Pembiaran Terkait Aktivitas Pertambangan Ilegal oleh PT. AKM

“Perusahaan seharusnya mempertimbangkan risiko ini dengan matang. Kawasan Poboya itu rawan longsor, apalagi jika terjadi gempa bumi. Belum lagi ada patahan aktif yang bisa bergerak kapan saja,” jelasnya.

Putra juga menuding dan Macmahon hanya mengejar keuntungan tanpa memperhitungkan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

“Saya melihat perusahaan-perusahaan ini lebih fokus mencari profit ketimbang peduli terhadap ancaman lingkungan dan keselamatan warga,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa GMNI akan terus mengawasi aktivitas tambang di Poboya dan tidak akan tinggal diam jika terjadi ancaman nyata bagi masyarakat.

“Kami akan terus memantau dan mengecam segala bentuk kegiatan yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup masyarakat Palu,” pungkasnya.

BACA JUGA  Threads Instagram, Perbandingan dengan Twitter, dan Cara Menggunakannya