Strategi Calon Walikota Palu Hadapi Bencana Alam
Madika, Palu- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu melaksanakan kampanye debat publik putaran ketiga untuk calon walikota dan wakil walikota Palu, Sabtu 29 November 2020. Video bencana alam 28 September 2018 turut mewarnai panggung debat, dimana seluruh pasangan calon memberikan komentarnya agar Kota Palu mampu menghadapi bencana alam di kemudian hari.
Dilansir dari harian Metrosulawesi, 30 November 2020, calon WaliKota Palu nomor urut 04 Imelda Liliana Muhidin mengatakan, seharusnya pemerintah Kota Palu sudah siap menghadapi bencana, sehingga apa yang terjadi 28 September 2018 bisa dilalui. Karena itu, kedepan Imelda akan memperkuat sistem peringatan dini dan pengetahuan tentang bencana kepada masyarakat, kesigapan aparatur menghadapi bencana dan melengkapi kelengkapan perangkat-perangkat untuk menghadapi bencana.
“Harusnya ada gudang logistik tersendiri khusus alat yang berkaitan dengan penanganan bencana. Jadi ketika bencana itu terjadi, pemerintah sudah siap dengan segala logistik dan peralatan yang dibutuhkan,” tutur Imelda.
Sebab itu, Imelda menyampaikan pemerintah harus hadir bersama rakyat, pemerintah tidak boleh meninggalkan rakyat. Apalagi pengalaman gempa 28 September 2018 banyak warga yang kehilangan sanak saudara dan pekerjaan. “Kedepan perencaan mitigasi bencana harus dipersiapkan, utamanya penyediaan logistik dan sentuhan-sentuhan kepada masyarakat yang terdampak bencana,” tegasnya.
Lain halnya pasangan calon nomor 01, Aristan. Menurutnya, berada di atas cincin api maka bencana adalah keniscayaan bagi Kota Palu. Carut marutnya penanganan bencana pasca 28 September 2018 harus menjadi pelajaran, karena itu Aristan memberikan lima solusi untuk Kota Palu dalam menangani bencana.
Pertama adanya sistem data yang terintegrasi dan valid, kedua adanya rencana tataruang yang menjadi keselamatan dan keadilan ruang, ketiga perlu adanya penanganan bencana yang kontigensi yang dibuat sedemikian rupa dan siap, keempat perencanaan penganggaran Kota Palu yang berprespektif bencana disemua dinas, dan kelima membangun sistem peringatan dini, pendidikan dan simulasi kebencanaan sesuai rencana kontigensi penanganan bencana.
“Kami menargetkan 10 persen APBD Kota Palu untuk penanganan bencana,” tegas Aristan.
Sementara pasangan nomor urut 02, Hadiyanto Rasyid menyampaikan mitigasi bencana adalah upaya pemerintah meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh bencana. Karna itu Hadiyanto akan menyiapkan program Palu tahan gempa, dimana pemerintah akan memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan infrastruktur dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) benar-benar mengacu atas ketahanan kondisi kegempaan.
“Sementara hal berhubungan dengan pasca bencana, Hadiyanto merencanakan pembangunan gedung logistik,” tandasnya.
Sedangkan calon Walkota nomor urut 03, Hidayat mengungkapkan, sebagai petahana merasakan langsung bagaimana pemerintah menangani persoalan bencana. Berkaca dari itu, yang pertama dilakukan pemerintah jika terjadi bencana adalah setiap kecamatan menyiapkan dapur umum.
Kedua, menyiapkan ruang bermain sekaligus fungsi edukasi mitigasi bencana kepada anak-anak.
Debat ketiga tersebut merupakan putaran terakhir debat publik bagi calon walikota dan wakil walikota Palu. Ketua KPU Kota Palu, Agussalim Wahid berharap debat publik tersebut memberikan tambahan pengetahuan kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya.(*)
Tinggalkan Balasan