Madika, Palu – Panitia Khusus () II , yang mengkaji Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Pemekaran akan melibatkan tokoh adat dan masyarakat dalam proses pembahasan.

Usulan tersebut disampaikan Ketua II, dalam proses pembahasan pada Senin (18/3/2024) di ruang gabungan.

Nanang menjelaskan, pemekaran suatu wilayah memerlukan partisipasi aktif dari kalangan masyarakat khususnya para tokoh adat dan masyarakat.

“Karena Ranperda ini begitu kompleks, maka saya usul agar dalam setiap pembahasan dilibatkan tokoh adat dan masyarakat.” Kata Nanang.

Pelibatan para tokoh menurutnya sangat penting, selain untuk mengetahui secara detail batas kelurahan yang dimekarkan, juga bertujuan mengetahui kebutuhan mendasar yang dibutuhkan untuk pemekaran kelurahan Vatutela.

BACA JUGA  Bertemu Warga BTN Lagarutu, Irsan Satria Langsung Realisasikan Aspirasi Warga

“Kita juga perlu mendengarkan langsung aspirasi dari masyarakat, jadi kehadiran mereka sangatlah diperlukan.” Lanjutnya.

Senada, anggota II, Ishak Cae juga meminta agar OPD teknis dari kota hadir disetiap proses pembahasan.

Menurut Ishak Cae, kehadiran OPD bukan hanya sekedar menjadi pendengar, namun menjadi bagian utama dalam proses pelaksanaan setiap Ranperda yang nantinya akan disahkan menjadi .

“Saya minta juga ketua, agar pemkot selalu menghadirkan OPD terkait. Karena ranperda yang kita bahas bukan hanya pemekaran kelurahan tapi ada dua lagi dibahas,” harapnya.

Selain pemekaran kelurahan Vatutela, pansus II juga akan membahas Ranperda tentang penyelenggaraan Izin Pengumpulan sumbangan dan Ranperda tentang sistem perencanaan pembangunan daerah.

BACA JUGA  Rekomendasi Buah Segar yang Cocok Dikonsumsi Saat Cuaca Panas

Pembahasan Ranperda di skorsing dan akan kembali dilanjutkan pada Selasa 19 Maret 2024..

Turut hadir dalam pembahasan perdana wakil ketua pansus II, Anwar Lanasi dan anggota pansus, Sucipto S Rumu, Muliyadi, Muksin Ali, Ishak Cae, Zainal, dan perwakilan OPD pemkot Palu.