Madika, dari Desa Malang Tambu, Kabupaten , baru saja melepas 100 ekor tukik (anak penyu) ke habitat alami mereka. Acara pelepasan ini berlangsung di Prince John Dive Resort pada Sabtu (20/7/2024).

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tengah, , memberikan apresiasi kepada .

“Kegiatan konservasi yang dilakukan oleh ini merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian habitat penyu di Indonesia.” Kata Wahid dalam sambutannya.

Wahid menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam perlindungan penyu. “Sebagian besar masyarakat di Desa Mapane Tambu sudah memiliki kesadaran lebih untuk melestarikan dan menjaga habitat penyu. Terbentuknya kelompok masyarakat yang menjaga dan memelihara telur-telur penyu adalah bukti nyata peran mereka,” ujarnya.

BACA JUGA  Matindas Rumambi Ajak Pemuda Perkuat Empat Pilar Kebangsaan dan Peran Strategis dalam Pemilu 2024

Penyu, yang merupakan salah satu fauna yang dilindungi, memiliki status terancam punah. Reptil laut ini melakukan migrasi panjang di Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Asia Tenggara.

Dari tujuh jenis penyu di dunia, enam di antaranya dapat ditemukan di Indonesia. Konservasi penyu sangat penting untuk mencegah kepunahan akibat predator alami maupun aktivitas manusia.

Acara pelepasan tukik ini juga dihadiri oleh Pj. yang diwakili oleh Kepala Dinas Kabupaten , Muhammad, serta Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah, Kepala Perwakilan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Sulawesi Tengah, Dinas Perikanan , Kepala Desa Mapane Tambu, dan perwakilan komunitas selam serta pemerhati lingkungan di Sulawesi Tengah.

BACA JUGA  Tidak ada Pengembangan Signifikan di Kabupaten Donggala selama 10 Tahun Terakhir