, Palu – Dalam beberapa hari terakhir, media dipenuhi dengan publikasi hasil survei elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng). Setiap pasangan kandidat diklaim unggul berdasarkan survei dari berbagai lembaga berbeda.

Menariknya, mayoritas survei menempatkan sebagai salah satu kandidat terkuat di Pilkada Sulteng 2024.

Yang lebih signifikan, hanya lembaga survei yang menempatkan di posisi teratas yang telah terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Survei dari Indikator Politik Indonesia, yang bocor ke media, mengungkap bahwa pasangan dan Abdul Karim Al Jufri berada di posisi puncak dalam , diikuti oleh pasangan Anwar Hafid-Reny Lamadjido dan pasangan -Sulaiman Agusto.

BACA JUGA  KPU Kota Palu Target 78 Persen Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024

Setelah hasil survei ini dirilis pada Senin, 30 September 2024, muncul survei dari ARCHY Research and Strategy Indonesia pada Selasa, Oktober 2024, yang menempatkan di posisi teratas, disusul oleh Ahmad Ali dan Anwar Hafid di posisi terakhir.

Namun, pada Kamis, 3 Oktober 2024, hasil survei Pilar Bangsa Research kembali menempatkan Anwar Hafid di posisi terdepan, diikuti oleh Ahmad Ali dan di tempat terakhir.

Menanggapi fenomena perbedaan hasil survei ini, pengamat politik dari , Irwan Waris, menyatakan bahwa perbedaan hasil survei disebabkan oleh variasi metode yang digunakan.

“Jika survei dilakukan dengan metode yang tepat, hasilnya cenderung akurat. Metode ini bisa diuji dalam forum ilmiah atau akademik,” ujar Irwan pada Kamis, 3 Oktober 2024.

BACA JUGA  Andi Nur Janji Hapus Retrebusi yang Memberatkan Warga, Optimalkan Potensi Tambang untuk Dongkrak PAD Palu

Berdasarkan data KPU, terdapat 81 lembaga survei yang resmi terdaftar untuk Pemilu 2024, termasuk lembaga-lembaga besar seperti Indikator Politik Indonesia, Poltracking, dan Charta Politika.