Madika, Palu – atau kaki lembu Donggala merupakan makanan khas yang populer di Sulawesi Tengah termasuk Palu.

perpaduan daging dan sum sum tulang dengan kuah bening, serta bumbu yang sederhana seperti asam muda, cabe rawit, garam, dan jeruk nipis, menghasilkan perpaduan rasa asam nan gurih.

juga dimasak dengan waktu yang berjam-jam untuk menghasilkan daging yang empuk. Jika biasanya wisatawan yang datang ke hanya bisa mencicipi langsung .

Sekarang Kaledo sudah bisa dibawa sebagai ole-ole untuk keluarga layaknya bawang goreng, dengan adanya .

Inovasi ini dibuat oleh para mahasiswi dari pelbagai program studi di , saat mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Nasional di Universitas Jambi tahun 2022 .

Mereka adalah Septianindi, Dian Septiawati, Desika Winasti Imran, Nur Annisa dan Indriani Purnama Putri.

BACA JUGA  115 Orang di Palu Meninggal Karena AIDS, 1.486 Terkonfirmasi Mengidap HIV/AIDS

Produk sendiri berawal dari penelitian untuk pencegahan yang dibimbing oleh dosen gizi Dr. I Made Tangkas, M. kes.

“Jadi selama dua tahun pak made melakukan penelitian terkait nutrisi yang terkandung dari Kaledo, dimana sum-sum pada kaledo ini sangat bagus untuk pemenuhan nutrisi ibu hamil dalam pencegahan bayi yang dikandungnya mengalami , kemudian kami ikut dan hadirkan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Nasional di Universitas Jambi tahun 2022 dan hadir lagi mengikuti Lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).” Jelas Dian Septiawati, Sabtu (20/5/2023).

Bencana 28 September 2018 silam, turut menjadi ide terlahirnya kaledo instan. Sebab pasca bencana, banyak masyarakat yang hanya mengkonsumsi mie instan. Sehingga berpengaruh terhadap pemenuhan gizi.

Tak hanya itu, Kaledo menjadi salah satu ikonik makanan di Sulawesi Tengah, namun masih kurang terekspos. Untuk itu, kaledo instan  menjadi inovasi agar dapat dinikmati lebih oleh masyarakat secara luas.

BACA JUGA  Kasus Narkotika di Sulteng Meningkat 11 Persen Tahun 2023

“Nah dengan adanya Kaledo instan ini kami ingin , memperkenalkan Kaledo lebih luas lagi. Kaledo bisa dinikmati dan dibawa pulang sebagai ole-ole, ” Ujar Indriani Purnama yang juga salah satu mahasiswa pencetus Kaledo instan.

Indri menuturkan bahan dari Kaledo instan hampir sama dengan Kaledo pada umumnya. keunggulan Kaledo instan tidak memakai pengawet buatan dan hanya menggunakan asam Jawa sebagai bahan pengawet alami.

“Jadi karena kami menggunakan bahan alami masa simpan juga tidak lama, bisa sebulan jika dalam suhu freezer dan 2-3 hari diluar suhu freezer. ” Katanya.

Saat ini Indri dan Dian bersama ketiga temannya sedang mengembangkan kaledo instan di rumah produksi mereka untuk dijual dipasaran dan ke depan akan bekerjasama dengan beberapa toko ole-ole untuk bisa dipasarkan keluar Daerah Sulteng.

BACA JUGA  Jelang 17 Agustus, Pedagang Bendera Masih Sepi Pembeli 

” kami juga terus meriset produk ini mengingat jangka waktunya penyimpanan yang singkat agar bagai cara kami bisa menjualnya ke luar Palu, intinya bagaimana kami ingin memberi produk lokal instan tapi tetap sehat untuk masyarakat “Beber Indri.

Untuk Pemesanan Kaledo Instan bisa melalui akun Instagram @kaledoinstan.plw. Satu kemasan dengan berat bersih 250 gram dipasarkan dengan harga Rp40 ribu.

Penulis : Qila