Dianggap Tidak Paham Aturan, ISSI Sulteng Panggil Atlet Tanpa Prosedur Resmi
Madika, Palu – Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Banggai Kepulauan menyatakan kekecewaannya terhadap pemanggilan atlet sepeda oleh ISSI Provinsi Sulawesi Tengah, untuk mengikuti pra Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh-Sumut 2024 tanpa prosedur yang sesuai.
Pemanggilan tersebut dianggap tidak mengikuti mekanisme kerja organisasi yang berlaku.
“Kami sangat menyesalkan pemanggilan atlet dari daerah oleh ISSI Provinsi Sulteng untuk mengikuti PON Aceh-Sumut 2024 itu karena tidak sesuai dengan mekanisme kerja organisasi yang selama ini sudah berlaku,” kata Ketua ISSI Bangkep, Yulius Galli di Palu, Rabu (5/6/2024).
Galli menegaskan bahwa pemanggilan atlet sepeda tersebut cacat administrasi karena tidak adanya pemberitahuan yang dilakukan oleh ISSI Provinsi Sulteng kepada ISSI Bangkep.
Menurutnya, pembinaan atlet selama ini dominan dilakukan oleh ISSI daerah, bukan ISSI Sulteng.
“Pemanggilan atlet harus sesuai prosedur karena pembinaan atlet selama ini dominan dilakukan oleh ISSI daerah (Bangkep) bukan ISSI Sulteng,” beber Galli.
“Tidak boleh begitu asal melangkah langsung kontak atletnya kemudian ambil alih, itu namanya cacat administrasi.” Lanjutnya dengan nada sinis.
Ia juga menyebutkan bahwa masalah ini telah lama ditunggu penyelesaiannya sejak tahun lalu, namun hingga saat ini tidak pernah ada surat resmi dari ISSI Sulteng mengenai pemanggilan atlet tersebut.
Sebagai bukti dari permasalahan ini, Galli menyebut bahwa atlet sepeda atas nama Rizky dipanggil pulang oleh orang tuanya karena tidak adanya tanggung jawab penuh dari ISSI Sulteng.
“Dia (Rizky) dipanggil pulang oleh orang tuanya adalah bukti kelemahan ISSI Sulteng dalam hal tanggung jawab, bisa dibayangkan atlet pra PON tidur di lantai itu tanggung jawabnya di mana?” katanya.
Pembina ISSI Bangkep, Joko Prihantoro, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap ISSI Sulteng.
Ia mengaku heran dengan mekanisme penunjukan atlet sepeda untuk mengikuti PON 2024 tanpa adanya pemberitahuan resmi.
“Atlet peraih emas sewaktu PORPROV berasal dari Bangkep atas nama Abdul Ra’uf kategori MEN OPEN seharusnya dia ikut untuk PON 2024 membawa nama Sulteng tetapi batal karena pengelompokan usia sudah lewat. Akan tetapi, seharusnya ada pemberitahuan kepada ISSI Kabupaten tentang hal tersebut dan itu tidak terjadi sama sekali, hanya sebatas telepon,” terang Joko.
Joko menekankan bahwa pemberitahuan apapun mengenai atlet kepada lembaga yang telah melakukan pembinaan sangat penting karena menjadi bagian dari tanggung jawab lembaga tersebut kepada daerah sebagai pemilik anggaran pembinaan.
“Ini yang tidak dipahami oleh ISSI Sulteng, maka ke depan kalau masih seperti itu juga sikap ISSI Sulteng tidak perlu ada PORPROV lagi, langsung saja tunjuk untuk mengikuti PON,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan