Demam Keong Kembali ‘Hantui’ Masyarakat
Madika, Sigi – Penyakit Schistosimiasi atau yang lebih di kenal sebagai demam Keong, kembali menghantui masyarakat Sigi khususnya mereka yang bermukim di dataran tinggi Kecamatan Lindu.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, ada lima desa di Kecamatan Lindu yang menjadi fokus penanganan penyakit tersebut.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Sigi, H. Iskandar Nongtji menjelaskan, Pemkab saat ini tengah berupaya melakukan penanganan atas penyebaran demam keong, dengan membentuk tim eradikasi.
Tim tersebut, menurutnya akan menyusun master plan guna memetakan titik lokus dan fokus Schistosimiasim. Jika hal itu telah dilakukan, nantinya Pemkab akan memasang rambu peringatan berupa plang agar masyarakat lebih waspada menjalan aktivitas di wilayah yang dianggap menjadi lokasi penyebaran demam keong.
“Dari lima desa ada 32 titik yang akan dibuatkan plang-plang yang menunjukkan titik-titik kordinat fokus keong itu dengan luasanya,” ungkapnya, Rabu (17/06/2021).
Nantinya, plang-plang itu tidak hanya berguna untuk masyarakat sekitar. Namun juga wisatawan yang akan mendatangi Kecamatan Lindu, sebab wilayah tersebut menjadi salah satu objek wisata di Sigi.
“Lindu daerah wisata, hal itu juga memberikan gambaran wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara tentang Schistosomiasis,”lanjutnya.
Sehingga seluruh pihak yang terlibat diharapkan bekerja semaksimal mungkin. Sebab, demam keong bukan hanya menjadi permasalahan Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah, namun juga Dunia.
“Seperti disampaikan Bupati dan Wakil Bupati Sigi bahwa dimasa jabatannya, tim ini harus terus bergerak dan ada ditarget yang dicapai. Tim ini akan bekerja bersinergi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat,”pungkasnya.
Dilansir dari pelbagai sumber, Schitomiasis atau yang dikenal dengan demam keong merupakan penyakit menular menahun yang menyerang manusia. Sebaran penyakit ini, ditemukan di tiga daerah di Sulteng yakni dataran tinggi Lindu, Napu dan Bada.
Berdasarkan data di 2017, penularan demam keong pada manusia di tiga wilayah itu berada dikisaran 0.65 –0.97%. Namun pada keong perantara masih cukup tinggi yaitu 1.22– 10.53%, terlebih lagi angka kejadian schistosomiasis pada hewan ternak sangat tinggi dikisaran 5.56 – 40%.
Penyakit ini dapat dicegah melalui penemuan kasus, pengobatan massal, penggunaan jamban sehat serta ketersediaan air bersih.(SOB)
Tinggalkan Balasan