, Palu – Hari keluarga tahun ini, diperingati dengan penuh keprihatinan, dengan makin tingginya angka perceraian di Indonesia, serta makin kompleksnya masalah dalam keluarga, dampak dari pesatnya teknologi informasi serta masalah .

Ketua Partai Keadilan Sejahtera (F-) Provinsi , Hj Rofi'ah, S.Ag, MH, mengungkap tingginya angka perceraian, dengan mengutip informasi dari Kementerian Agama, sebagaimana dirilis portal berita merdeka.com, bahwa jumlah perceraian di Indonesia rata-rata mencapai seperempat dari dua juta jumlah peristiwa nikah dalam setahun.

“Di antara sekian latarbelakang yang menjadi penyebab perceraian, adalah masalah . Pandemi yang belum mereda saat ini, bahkan kasusnya yang kian melonjak dan menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, dan angka kemiskinan ikut naik, dikhawatirkan secara tidak langsung, bisa menjadi penyebab kian meningkatnya angka perceraian,”kata Bunda Wiwik, sapaan akrabnya dalam rilis resmi Fraksi, dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas), Selasa 29 Juni 2021.

BACA JUGA  Wiwik Berikan Edukasi Politik Anggaran Melalui Pokir

Olehnya itu, perlu upaya-upaya untuk membangun keluarga tangguh, dalam rangka menekan dan meminimalisir angka perceraian. Keluarga tangguh, artinya keluarga yang tidak rapuh, dan tidak mudah putus asa, menghadapi segala masalah. Keluarga tangguh, kata Bunda Wiwik lagi, adalah keluarga yang dibangun atas dasar kesadaran bersama, dengan pondasi agama yang kuat.

“Olehnya itu, dibutuhkan mental dan persiapan yang matang untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Modal agama, adalah yang paling penting, sebab dengan modal itulah, kita membangun keluarga yang tangguh, dan anak-anak yang sholeh serta berkarakter,”kata Bunda Wiwik, yang juga Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPW Partai Keadilan Sejahtera .

BACA JUGA  Sekretaris DPRD Sulteng Akselerasi Program Penurunan Stunting di Kabupaten Sigi

Kemajuan teknologi, di satu sisi banyak membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan dan aktivitasnya. Namun di sisi yang lain, tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi, termasuk kepada anak-anak. Banyaknya konten-konten negatif, yang belum pantas bahkan tidak pantas untuk disaksikan oleh anak-anak, saat ini dengan mudahnya dapat diakses melalui gadget atau . Hal ini, menjadi tantangan yang tidak ringan bagi orangtua dalam membina keluarga dan anak-anaknya.

“Di tengah gempuran globalisasi, teknologi yang kian tidak ramah kepada generasi muda, kini keluarga memegang peranan penting, untuk mendidik dan melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan berkarakter, santun dan beretika. Melalui momen perayaan Hari Keluarga Nasional ini, kami mengajak kita semua untuk membangun keluarga tangguh untuk Indonesia yang Lebih baik,”pungkasnya.(win)

BACA JUGA  Setujui RPJMD, PKS Soroti Ketimpangan Pembangunan