Madika, – Upaya pencegahan terus dilakukan pelbagai pihak. Salah satunya dengan meningkatkan meningkatkan kapasitas bidan dan kader, seperti yang dilakukan Kementerian Desa (Kemendes) PDTT melalui Ditjen PPDT, Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan.

Peningkatan kapasitas sendiri dilakukan di dua kabupaten di (Sulteng), melalui workshop dengan menghadirkan sejumlah narasumber guna mendukung konvergensi lintas sektor seperti, Badan Kependuduan dan Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, (IBI), Kepala Kabupaten Donggala dan , Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB serta mitra Danone.

sendiri menjadi salah satu permasalahan yang menjadi perhatian. Sebab, sasaran pokok pembangunan kesehatan RPJMN 2020-2024 adalah meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu anak. Realitanya, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar. WHO merilis pernyataan bahwa Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di South East Asian Region dengan nilai 30,8% (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2018). Salah satunya di Kabupaten Donggala dengan persentase mencapai 36,00% yang berarti masuk pada kategori TINGGI.

BACA JUGA  Ranperda Pemberdayaan Desa Mulai Digagas Komisi I DPRD Sulteng
Dahlia,s.sos,M.Si Koordinator Bidang Penyerasian Pembangunan Kesehatan, Gizi Keluarga, dan Masyarakat Direktorat P2SBK PPDT (Kanan), menyerahkan secara simbolis bantuan berupa Cardio Tocography (CTG) kepada pemerintah Kabupaten Donggala. Foto : Kemendesa PDTT

Fakta tersebut mendorong partisipasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), melalui Bidang Penyerasian Pembangunan Kesehatan, Gizi Keluarga dan Masyarakat, Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal, Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT) menyusun kegiatan ini.

“Harapannya ini akan menjadi starter awal bagi percepatan penurunan stunting di daerah tertinggal dan menciptakan generasi berkualitas bagi Indonesia.” Kata Koordinator Bidang Penyerasian Pembangunan Kesehatan, Gizi Keluarga, dan Masyarakat Direktorat P2SBK PPDT, Dahlia S.Sos., M.Si, Rabu (07/07/2021).

Sementara angka stunting di , pada tahun 2019 untuk anak usia 0-23 bulan sebesar 20,2%, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 16,6%. Data ini menunjukkan adanya keberhasilan 8 aksi konvergensi yang telah dilakukan dari tahun 2020 dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Sigi.

BACA JUGA  Warga Keluhkan Penerangan Jalan Saat Rezki Hardianti Menjaring Aspirasi

Olehnya Bupati Sigi, Mohamad Irwan yang hadir dalam kegiatan berharap, agar kader dan bidang dapat memaksimalkan peningkatan kapasitas ini. Sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan, khususnya untuk ibu dan anak agar terhindar dari stunting.

“Terima kasih yang tak terhingga kepada Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Direktorat Jendral Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal atas bantuan yang diberikan untuk Kabupaten Sigi. Semoga apa yang kita lakukan hari ini memberikan manfaat dan berkah bagi kita semua.” Ungkap Irwan.

Workshop sendiri dilakukan selama tiga hari, mulai dari 5-9 Juli, dengan menghadirkan kader dan bidang di dua kabupaten di Sulteng yakni, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Pada kesempatan ini, Kemendesa PDTT turut memberikan bantuan secara simbolis berupa Cardio Tocography (CTG).(SOB)

BACA JUGA  FKUB dan GPdI Sulteng Bangun Sinergitas untuk Moderasi Beragama