Staf Ahli Gubernur: Akar Permasalahan Stunting Pernikahan Dini
Madika, Palu- Staf Ahli Gubernur Sulteng Bidang Pengembangan Kawasan dan Sumber Daya Manusia, Hj Faridah Lamarauna, menegaskan akan berakibat fatal jika hanya menyelesaikan stunting dengan cara memberikan makanan sehat tetapi tidak peduli dengan tingginya pernikahan anak di Provinsi Sulawesi Tengah.
“Akar permasalahan stunting yang begitu tinggi di Sulawesi Tengah yaitu disebabkan tingginya angka pernikahan anak usia dini,” beber Faridah saat Konsolidasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Pertemuan Mitra Kerja Program Bangga Kencana Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, Kamis 7 Juli 2022.
Olehnya Farida berharap aksi penurunan stunting dapat dilaksanakan secara sinergis dan terintegrasi multi-sektoral melalui pengaktifan peran pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat dan media mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai ke tingkat desa, terutama keluarga sebagai ujung tombak.
Farida menambahkan rencana aksi nasional penurunan angka stunting yang akan dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah akan memiliki keselarasan dengan rencana aksi nasional.
“Tentu diperlukan komitmen dan peran aktif mitra kerja serta pemangku kebijakan di seluruh tingkat wilayah dalam pengelolaan penurunan angka stunting dan program bangga kencana,” tandasnya.
Sebelumnya, Asisten Bidang Administrasi Umum Setdaprov Sulteng, H Mulyono, mengungkapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, ditetapkan strategi nasional penurunan stunting untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan tahun 2030.
Kata dia, berdasarkan laporan survei status gizi Indonesia tahun 2022, angka stunting di Sulawesi Tengah sebesar 29,7 persen, sedangkan angka nasional sebesar 24,4 persen. Oleh karena itu, target penurunan yang harus dicapai secara Nasional sesuai arahan Presiden RI tertuang dalam RPJMN tahun 2024, sebesar 14 persen dan untuk Sulawesi Tengah dalam RPJMD Tahun 2026, angka stunting ditargetkan sebesar 11 persen.
“Kita memahami bersama, menurunkan angka Stunting merupakan pekerjaan yang berat dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar. Tapi, saya yakin jika kita fokus dan melibatkan semua sektor terkait untuk mengambil peran sesuai tugas dan fungsinya maka apa yang kita harapkan bisa tercapai,” ungkap Mulyono. (*)
Tinggalkan Balasan