Selembar Kaos Jaga Palu Untuk ‘Komiyu’
Madika, Palu – Pemerintah secara resmi mengumumkan virus Covid-19 masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2021. Virus yang berasal dari negeri tirai bambu itu, seakan menjadi momok bagi yang terserang. Aktivis masyarakat, perekonomian hingga pelbagai sektor sumber pendapatan negara hingga daerah pun, terdampak.
Selang waktu 24 hari, masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dihebohkan dengan terkonfirmasinya salah seorang warga Kota Palu. Sontak hal itu menjadi kekhawatiran tersendiri, panik buying mulai terjadi. Mulai dari kebutuhan pokok, hingga hand sanitizer yang semula menjadi barang biasa, menjelma menjadi kebutuhan dasar di tengah Pandemi.
Kesulitan itu mendorong, Yaumil Masri, pria asal Kabupaten Donggala, yang sehari-harinya bergelut di dunia pendidikan ambil andil. Merangkul orang terdekat, kolega hingga bermunculan kawan baru untuk bergotong royong, menolong mereka yang tak tersentuh oleh kebijakan nasional bahkan daerah sekalipun.
Bermodalkan niat dan kreativitas, dirinya mulai membuat kaos dengan brand ‘Jaga Palu'. Pria dengan prinsip enggan meminta belas kasih ini, menjadikan kaos tersebut sebagai media penggalangan donasi. Tujuannya satu, tak ingin melihat komiyu (kata yang digunakan masyarakat suku Kaili untuk menyebut anda) mengalami kesusahan sendiri.
Diawal ‘lahirnya' brand Jaga Palu, Yaumil bersama kawan-kawannya telah berkontribusi meringankan beban masyarakat terdampak Covid-19. Mulai dari berbagai makanan, masker hingga hand sanitizer kepada penyintas di tenda pengungsian.
Upaya gotong royong itu mulai landai, seiring menurunnya angka terkonfirmasi positif serta gerakan vaksinasi masal oleh Pemerintah. Namun, di pertengahan tahun 2021. Yaumil kembali bergeliat, gelombang kedua Pandemi yang menghantam Indonesia mendorongnya kembali untuk ambil bagian.
Di Kota Palu sendiri, angka terkonfirmasi positif terus mengalami kenaikan. Warga yang melakukan isolasi mandiri (Isoman) pun meningkat. Melihat hal itu, ia menginisiasi pemberian paket sembako dan makanan bagi mereka yang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) akibat penuhnya kapasitas rumah sakit.
Berkolaborasi bersama Dinas sosial, dirinya mulai mendistribusikan bantuan yang tidak lain bersumber hasil penjualan kaos Jaga Palu, yang terpampang di pelbagai media sosial.

“Di tahun kemarin kami membuka donasi dengan cara membeli kaos yang bertuliskan Jaga Palu seharga Rp120-Rp125 ribu. Kemudian dana terkumpul dari penjualan kaos itu kami langsung berinisiatif untuk pesan kebutuhan pokok dan diberikan kepada warga yang terdampak covid,”kata Yaumil.
Kaos Jaga Palu sendiri tak hanya sekadar menjadi brand. Seiring berjalannya waktu, Ia akhirnya menjadikan nama tersebut sebagai komunitas sosial. Tak lain, karena melihat antusias pelbagai kalangan untuk saling bergotong royong memberi semangat dan dukungan moril kepada mereka yang terpapar.
Masifnya gerak ini menjadikan Jaga Palu, sebagai salah satu komunitas yang dipercayai untuk menyalurkan paket Isoman oleh Rumah sehat Basnas Palu. Sebab, tak hanya masyarakat terpapar merasakan gerakan positif ini. Pemberdayaan dan geliat perekonomian turut digerak dengan melibatkan beberapa rumah makan untuk menyediakan makanan, hingga pelibatan driver ojek online dalam pendistribusian paket Isoman.
“Bantu yang diberikan Basnas ini tidak hanya sekadar menyasar mereka yang Isoman, tetapi kita juga mensuport masyarakat yang betul-betul terdampak Pandemi, karena mereka tidak kerja ataupun betul-betul tidak memiliki uang,”ungkapnya.
Diakuinya, tak perlu ada alasan yang pasti untuk saling membantu disituasi seperti saat ini. Sebab, berbuat baik tidak membutuhkan alasan.
“Kalau untuk berbuat baik, kita tidak perlu banyak alasan. Kita berbuat baik untuk membantu masyarakat. Jadi tidak perlu alasan apa,apa,apa. Yang jelas kalau ada yang isoman kita bantu. Dan ini sebagai bentuk solidaritas kita untuk membantu mereka,”tegasnya.(SOB)
Tinggalkan Balasan