, Palu – Anggota Palu, menyebut rencana untuk memperoleh Adipura, memberi banyak dampak negatif terkait penangangan sampah di , salah satunya terkait banyaknya kantong plastik yang terpampang di pagar milik warga.

Menurutnya, pemandangan itu baru terjadi ketika Pemkot fokus memperoleh Adipura dengan pelbagai metode, diantara mengubah sistem pengakutan dari rumah ke rumah menggunung mobil pickup yang dianggap tidak optimal.

“Sebelum ada program Adipura, tidak ada sampah terpampang di pagar warga. Kalau begini modelnya jauh dari kata Adipura,”kata Joppi, di hadapan masyarakat saat menjaring aspirasi di Jalan Manimbaya, Rabu (16/02/2022).

Politisi Perjuangan ini mengaku, perumusan penarikan iuran dengan mengacu pada berdasarkan daya listrik juga bisa memberatkan masyarakat. Jika jadwal pengakutan sampah tidak terjadwal dengan baik.

BACA JUGA  Jelang Pencanang Sulteng Megalit, Pemprov Genjot Percepatan Faslitas Penunjang

Joppi menyarankan, Pemkot melakukan pembenahan, serta sosialisasi secara masih dengan dibarengi pelayanan yang sesuai kepada masyarakat. Sebab, jika kondisi ini dipaksa makan akan ada banyak masyarakat yang terbebani. Terlebih di situasi yang kembali memasuki PPKM level 3.

Kantong plastik tergantung disalah satu pagar milik warga di Jalan Kancil. Foto : Istimewa

“Kalau modelnya begini, kami akan panggil lagi dinas terkait. Sebelumnya kami sudah menyarankan pelbagai solusi, tapi kalau banyak masalah begini perlu ada evaluasi.”tutur Joppi.

Sebelumnya, saat menggelar reses atau jaring aspirasi. Sebagai besar masyarakat mengeluhkan terkait penangangan sampah. Mulai dari jadwal pengakutan yang tidak jelas, hingga rencana penarikan iuran berdasarkan daya listrik.

“Tiga Minggu awal diadakannya truk sampah kecil itu, sampah kami masih sering diangkut. Dua kali seminggu. Tapi sekarang sudah tidak jelas kapan diangkat. Kebetulan saya tinggal pas depan jalan utama, jadi masyarakat yang di dalam lorong itu menumpuk sampahnya di depan rumah. Kalau begini terus kami terganggu pak. Tidak busuk, halaman kami jadi kotor. Bahkan sekarang plastik-plastik sampah itu sudah sering terpajang di pagar kami,”ungkap salah seorang warga.

BACA JUGA  Gubernur Perintahkan Buat RAD Kawasan Megalit

Masyarakat juga mengaku, para petugas enggan mengangkut sampah apabila tidak dibungkus plastik. Bahkan kebijakan yang dibuat terkesan aneh.

“Bikin kotor halaman masyarakat. Saya tidak terima itu. Ini aturan tidak benar. Ini aneh-aneh tapi lucu. Bikin susah masyarakat. Setiap rumah tergantung plastik.”cetus salah seorang warga. (Sob)