, Palu – terus berupaya menekan angka . Berdasarkan data, tercatat ribuan balita kekurangan gizi serta butuh penanganan serius.

Presentase balita penderita di Palu mencapai 23,9 persen tersebar di 46 kelurahan. Angka tersebut mendekati rata-rata penderita nasional 24 persen.

Meski demikian, Wakil Walikota Palu, Reny Lamadjido mengaku angka itu terendah se-. Namun stunting tetap menjadi fokus yang harus ditangani oleh , terkhusus mengejar target bebas stunting 2024 mendatang.

“Jumlah kasus stunting di Palu 1.200 balita ada di semua kelurahan,” kata Wakil Walikota Palu, Reny Lamadjido dikutip dari Liputan6.com saat memberikan bantuan makanan tambahan untuk penderita stunting di Kelurahan Besusu, Rabu (10/8/2022).

BACA JUGA  Masyarakat Desak Solusi untuk Masalah Air, Gas, dan Bantuan Modal

Lanjut Reny, Salah satu langkah mengejar target bebas stunting. Pemkot Palu terus menggenjot program makanan tambahan, pemeriksaaan kesehatan untuk balita dan ibu hamil berisiko di puskesmas.

Pada anggaran pendapatan dan belanja (-p), pemkot juga mengalokasikan anggaran untuk bantuan khusus bagi keluarga penderita stunting.

“Di anggaran tahun ini ada alokasi pemberian stimulan,” lanjut Reny.

Program Stimulan itu disambut baik oleh Susanti, ibu dari salah satu balita penderita stunting. Diakuinya, bantuan itu sangatlah diperlukan guna mengontrol tumbuh kembang serta pemenuhan gizi anaknya.

Sebab, pengetahuan tentang gizi, makanan dan mengontrol tumbuh kembang anak belum dipahami secara benar.

BACA JUGA  Festival Sarung Tenun Donggala akan Kembali Digelar di Desa Towale

“Ada telur, susu formula, dan makanan tambahan lain yang kami terima. Ini pertama kali saya dapat bantuan,” Susanti mengatakan.(*)