Madika, Jabar- Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mengingatkan jajaran Pemerintah Garut, Provinsi Jawa , untuk mempersiapkan secara matang rencana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tatap Muka dengan penerapan protokol yang ketat. Mengingat, situasi masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Penegasan tersebut dipaparkan Hetifah usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Bidang Pendidikan Komisi X dengan Bupati Garut Rudy Gunawan, Pimpinan DPRD Kabupaten Garut, Kepala Kabupaten Garut, Dewan Pendidikan Kabupaten Garut dan jajaran stakeholder lainnya, di Garut, Jawa , Jumat (27/11/2020).

“Komisi X menegaskan keputusan untuk mengembalikan KBM Tatap Muka ada di tangan Pemda. Maka, Pemda perlu merencanakan secara matang kesiapan tiap sekolah untuk melaksanakan protokol . Terlebih di Garut, pernah terjadi klaster di beberapa tempat pendidikan. Nah, itu harus jadi pelajaran karena kunci utama yang harus lindungi adalah dan keselamatan anak-anak kita,” ujar Hetifah.

BACA JUGA  Diskominfo: Harus Komitmen Kelola SP4N-Lapor

Di sisi lain, berkaitan dengan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Hetifah mengemukakan bahwa di tahun 2021 berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan memiliki satu program yang sifatnya masif untuk memastikan setiap daerah mendapatkan akses fasilitas internet yang memadai.

“Jadi, mudahan-mudahan persoalan yang terkait dengan sarana dan prasarana (sarpras) infrastruktur internet dan juga mudah-mudahan kesulitan untuk para siswa-siswi di Indonesia khususnya di Kabupaten Garut yang tidak bisa memiliki gawai bisa segera diatasi,” pungkas politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengungkapkan pihak Pemkab Garut belum akan membuka kegiatan KBM secara tatap muka pada awal bulan Januari tahun 2021 mendatang. Meskipun, sudah diperbolehkan sesuai keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

BACA JUGA  397 Tenaga Guru dan Tenaga Teknis Di Palu Terima SK PPPK

“KBM Tatap Muka ada dua hal yang belum dapat kami penuhi. Terutama, dalam persiapan ruang isolasi untuk mengantisipasi jika terjadinya kembali out break (kasus Covid-19) mengingat jumlah keseluruhan anak didik yang bersekolah mencapai 600 ribu siswa-siswi di Kabupaten Garut,” papar Bupati Garut.(dpr)