, Palu- Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sulawesi Tengah terus memperkuat silaturahim dengan sejumlah organisasi dan partai politik, sebagai upaya dalam memperkuat pembinaan umat, kemasyarakatan dan pengembangan ekonomi.

Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi yang menjadi tempat dalam menimba ilmu, sebab di mata PKS organisasi Muhammadiyah mempunyai keistimewaan yang patut untuk PKS belajar. Hal itu diungkapkan Ketua DPW PKS Sulawesi Tengah, Muhammad Wahyuddin saat menggelar silaturrahim keumatan di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (25/05/2021).

“Kami mengharapkan nasihat, masukan, serta kritikan dari Muhammadiyah Sulawesi Tengah agar terus istiqamah memperjuangkan cita-cita kebangsaan untuk umat. Boleh jadi ada hal-hal yang perlu diperbaiki atau dikritisi kepada kami (PKS), utamanya dalam hal bagaimana mengembangkan strategi-strategi politik untuk memperjuangkan cita-cita umat yang ada di Sulawesi Tengah,” kata kata Wahyuddin dihadapan pengurus wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tengah.

BACA JUGA  PKS Sulteng Bersiap Hadapi Pendaftaran Parpol

Pada pertemuan itu, Wahyuddin juga memaparkan program yang telah dan akan dilaksanakan sebagai kontribusi PKS kepada organisasi-organsisasi kemasyarakatan, salah satunya Muhammadiyah sendiri.

“Insya Allah tahun ini melalui anggota DPR RI dari PKS yakni Ibu Hj. Sakinah Al Jufri sudah berbagi bea siswa melalui jalur PIP kepada siwsa-siswa Muhammadiyah di Sulawesi Tengah. Walaupun secara jumlah masih terbatas, mudah-mudahan waktu ke waktu bisa bertambah,” ungkap Wahyuddin.

PKS siap bersinergi dengan Muhammadiyah untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Sebab, keduanya memiliki banyak kesamaan perjuangan yakni menyebarluaskan gerakan Islam Rahmatan Lil Alamin, melalui pembinaan umat dan bergerak dibidang social kemasyarakatan.

“Insya Allah ini semua bagian dari cara kami untuk berkhidmat kepada organisasi-organisasi yang ada di Sulawesi Tengah secara khusus organisasi pembinaan dan pembangunan umat,” kata Wahyuddin.

BACA JUGA  PKS Sulteng Siap Perjuangkan Perda Perlindungan Guru

sementara itu Ketua PW Muhammadiyah Sulteng, Hadie Sutjipto, didampingi Sekretaris Wilyaha Muhammadiyah Amin Parakkasi saat menerima DPW PKS mengatakan, ada perbedaan yang menonjol antara PKS dan Muhammadiyah selaku organisasi tertua di Indonesia.

“Kalau Muhammadiyah lebih dikenal dengan perjuangan dan dakwahnya, sementara PKS berjuang di politiik, karena memang dia (PKS) adalah lembaga politik,” ujar Hadie.

Hadi Sucipto kemudian menjelaskan perbedaan pandangan antara Muhammad Natsir dan Mohammad Hatta antara perjuangan politik dan pembinaan ummat.

“Pak Hatta punya pandangan tidak boleh terlalu konsentrasi pada perjuangan politik tapi lebih pada pembinaan umat. Sementara Pak Natsir berpandangan sebaliknya, bahwa perjuangan politik tidak bisa pisahkan dengan dakwah. Maka pada saat itu Masyumi memilih bergerak berjuang dibidang parlemen sementara Muhammdiyah bergerak dibidang dakwah dan kemasyarakatan, lalu kemudian hasilnya akan dipertemukan,” jelas Hadie.

BACA JUGA  Anwar Hafid Janjikan Solusi Ketimpangan Ekonomi Sulawesi Tengah

Meskipun dirasa ada perbedaan dalam perjuangan antara PKS dan Muhammadiyah, namun Hadie berharap melalui pertemuan silaturrahim ini bisa menjembatani kepentingan organisasi sosial dan kemasyarakatan dan kepentingan organisasi politik.

“Kedepan kita bisa menyatukan visi, yakni kejayaan Islam dan kejayaan bangsa yang kita cintai ini,” harapnya.

Dalam di kantor PW Muhammadiyah Sulawesi Tengah, Muhammad Wahyuddin didampingi sejumlah petinggi PKS diantaranya Mahmud Yunus Ketua MPW PKS Sulteng, Nurdin Hanafi Ketua DSW PKS Sulteng, Rusman Ramli Sekretaris DPW PKS Sulteng, Citrawan Kisman Djiho Seketraris DSW PKS Sulteng, Wiwik Jumatul Rofia Ketua DPRD yang juga ketua BPKK PKS Sulteng, Kahar Asahoya Sekretais BPU PKS Sulteng, Idris Sekretaris BBTN PKS Sulteng, dan Naufal Ketua bidang HUMAS PKS Sulteng.(win)