, – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), , menyoroti masih adanya kesenjangan dalam layanan akses digital di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

Hal ini disampaikannya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang rumah sehat rakyat virtual pada Rabu (11/9/) di Swisbel Hotel, .

“Persoalan kesenjangan layanan digital ini menjadi pekerjaan yang harus diatasi,” tegas di hadapan peserta dari perwakilan OPD kesehatan, Kominfo di Sigi, Kota , serta berbagai perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.

menyebutkan bahwa tantangan utama dalam mengatasi masalah ini terkait kebijakan dan regulasi di tingkat Provinsi, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu yang belum sepenuhnya mendukung layanan digital atau virtual.

BACA JUGA  Tingkatkan SDM, ASN Pemkot Palu Diikutkan Kursus 2 Bahasa Asing

Selain itu, kesiapan sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi digital juga menjadi kendala.

Rita Damayanti, lead program dari UK Government Digital Access Programme, turut memberikan pandangannya.

Ia menyatakan bahwa kelompok yang belum mendapat akses digital bisa dianggap sebagai kelompok marginal. Melalui program tersebut, pemerintah Inggris berupaya menemukan contoh-contoh pemanfaatan akses digital oleh kelompok-kelompok ini.

Program tersebut mencakup lima negara, yakni Indonesia, Nigeria, Afrika Selatan, Brazil, dan Kenya, dengan total penerima manfaat sebanyak 70 ribu orang.

Rita berharap kolaborasi antara berbagai pihak dapat menghasilkan solusi positif dalam mengatasi isu-isu yang ada di masyarakat.

BACA JUGA  Pagelaran Budaya Pasitabe, PT Vale Dukung Lestarikan Tradisi Luwu Timur

Di Sulawesi Tengah, telah ada dua program yang mendukung digitalisasi, yaitu Program Internet Desa yang dilakukan oleh Common Room bersama di Desa Toro, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, serta Program Rumah Sehat Rakyat Virtual yang dijalankan oleh Rumah Sehat Rakyat dan .