, Palu- Kepala Dinas Pangan dan Hortikultura , Nelson Metubun, mengungkapkan salah satu yang terdampak akibat pandemi yaitu sektor pertanian. Olehnya ia mengajak semua pihak agar sektor pertanian perlu kembali diperkuat.

“Sektor pertanian harus kita perkuat perannya karena sebagai penopang bangkitnya nasional,” ujarnya saat pertemuan kegiatan penyusunan peta geospasial dan pelaksanaan konstruksi  optimasi lahan rawa tahun 2022, baru-baru ini.

Dikatakan, sebagai penopang bangkitnya perekonomian nasional maka penguatan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, peningkatan kesejahteraan petani serta penguatan ekspor juga merupakan program prioritas pada tahun 2022.

“Ini diharapkan mampu menimbulkan multiplyer effect pada sektor-sektor lainnya dalam memulihkan perekonomian Indonesia secara khusus di ,” ucap Nelson.

BACA JUGA  Distyawati Harapkan Kendala Program ITSA dan TTE Teratasi

“Sebagaimana arahan pak Menteri Pertanian bahwa pembangunan pertanian yang akan diwujudkan selama periode tahun 2020 – 2024 adalah ‘Pertanian Maju, Mandiri dan Modern',” tambahnya.

Kata Nelson, makna pertanian maju, mandiri dan modern yaitu: () Pertanian harus berpikir maju sehingga seluruh jajaran pertanian harus lebih maju baik dari pusat hingga desa, harus lebih bergerak, lebih bersemangat, dan lebih mempunyai kemampuan; (2) Pertanian harus mandiri tidak selalu bergantung pada impor; dan (3) Pertanian harus lebih modern dengan menggunakan berbagai inovasi teknologi sehingga mampu meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing.

Untuk   mencapai   sasaran   umum   dengan mengarah pada  kebijakan   yang   telah ditetapkan, ada empat aspek yang perlu dijadikan fokus perhatian. Pertama, peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian serta peningkatan kapasitas SDM pertanian.

BACA JUGA  BMKG: Dampak Perubahan Iklim Semakin Mencemaskan

Kedua, menurunkan  biaya  pertanian menuju pertanian berbiaya rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi. Ketiga, pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi. Keempat, ekspansi pertanian melalui perluasan dan atau pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa, lahan kering dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (, embung, dan bangunan air lainnya).

Nelson menambahkan dalam pelaksanaan penyusunan peta geospasial serta konsturuksi optimasi lahan rawa dapat menyediakan informasi data sapasial dengan skal :5000, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Perpres Nomor 9 Tahun 2016 serta meningkatnya indeks pertanaman dan produksi pertanian di lokasi yang menjadi pelaksanaan kegiatan. (*)